Ibukota Indonesia – Kementerian Koperasi serta UKM menjembatani para usaha rintisan (startup) binaannya untuk menjalin kemitraan dengan sesama startup atau regulator lainnya lewat Inari Expo 2024.
Saat jadi pembicara pada salah satu rangkaian acara Inari Expo pada KST Soekarno, Cibinong, Jumat, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis serta Pendukungan Kemenkop UKM Destry Anna Sari memaparkan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak diharapkan startup yang tersebut terpilih dari inisiatif Entredev itu dapat semakin mengalami perkembangan bisnisnya pasca mengikuti rangkaian kegiatan dalam Inari Expo 2024.
Dalam acara ini, Kemenkop UKM menunjuk dua perwakilan dari kontestan Entredev 2024 yang mana dinilai memiliki perubahan teknologi terbaik di bisnis mengembangkan usaha, yaitu Broiler X juga Crustea.
Keikutsertaan Kemenkop UKM pada kompetisi Inari Expo 2024 ini juga dimaksudkan untuk memperluas penyebaran informasi terkait program-program pengembangan kewirausahaan juga startup untuk publik.
Partisipasi itu juga diharapkan dapat membuka jalan bagi pelaku bidang usaha lalu pemodal atau mitra usaha lainnya menjalin kerja sama.
"Banyak kegiatan pemerintah yang digunakan belum banyak diakses oleh teman-teman startup atau UMKM. Kami ada pada di sini untuk membuka jalan bagi pelaku usaha serta pemodal atau mitra usaha lainnya menjalin kerja mirip pada pengembangan usahanya,” kata Destry.
Sementara itu, direktur utama Broiler X Prasetyo Ruandhito mengungkapkan bahwa sebagai startup yang menangani sektor peternakan unggas, Broiler X sangat membutuhkan banyak mitra pada memulai pembangunan bisnisnya.
Melalui inisiatif Entredev 2024, keperluan untuk memperluas jaringan, kemitraan, juga kerja identik dengan sejumlah pihak khususnya peternak unggas yang tersebut tergabung dalam di wadah koperasi dapat terpenuhi.
Ia menjelaskan berkat pengembangan teknologi yang dimaksud dikembangkan oleh Broiler X yaitu pemanfaatan Internet of Everything (Internet of Things) untuk melakukan konfirmasi keinginan peternak unggas terpenuhi mulai dari hulu hingga hilir, peternak unggas yang berubah jadi mitranya dapat meningkat produktivitasnya hingga 60 persen.
Sementara dari sisi operasi bidang usaha peternakan unggas, para mitra yang dimaksud bergabung dalam di jaringan digitalnya juga lebih banyak efisien hingga 70 persen. Dampaknya adalah keuntungan dari para peternak meningkat signifikan.
direktur utama Crustea Roikhanatun Nafi'ah mengungkapkan perubahan teknologi untuk tambak udang terbukti efektif menyokong peningkatan produktivitas hasil panen udang dari para petambak hingga dua kali lipat.
Teknologi aerator yang dikontrol dengan Jaringan Pintar dapat mendeteksi kadar oksigen dari kolam tambak sehingga menurunkan risiko gagal panen.
"Dengan teknologi kami juga sanggup mengatur dan juga mengontrol kualitas air. Selain itu juga bisa saja menurunkan konsumsi listrik atau material bakar hingga 80 persen sebab petambak tak lagi harus standby menghidupkan listrik selama 24 jam," kata Nafi'ah.
Saat ini pembaharuan temuan dari Crustea ini telah sejumlah dilirik oleh investor, baik dari pada maupun luar negeri. Bahkan teknologi aerator ramah lingkungan yang menghasilkan kembali mikro buble ini juga bisa jadi dimanfaatkan untuk budidaya selain udang.
Artikel ini disadur dari Kemenkop UKM fasilitasi startup lokal jalin kemitraan lewat Inari Expo