Jakarta – negara Ukraina sudah melancarkan serangan balik ke Rusia. Bahkan pasukan Kyiv sudah ada menyerbu balik banyak wilayah pada Negeri Beruang Merah sehingga keadaan darurat terpaksa diumumkan.
Dilansir The Guardian, pasukan negara Ukraina melancarkan serangan mendadak pada sebuah konvoi Rusia yang mana berada sekitar 40 kilometer pada pada wilayah Rusia, tepatnya pada provinsi Kursk, pada hari terakhir pekan (9/8/2024) di malam hari waktu setempat. Serangan ini menciptakan Kremlin mengumumkan keadaan darurat federal serta mengerahkan pasukan tambahan untuk meredam serangan yang dimaksud telah terjadi berlangsung selama empat hari lalu merobohkan kredibilitas Rusia.
Video yang tersebut beredar pada media sosial Rusia menunjukkan konvoi yang tersebut hancur di dalam jalan raya E38 dekat Oktyabrskoe, area yang tersebut sangat tambahan pada dari perbatasan dibandingkan dengan pertempuran sebelumnya yang mana diketahui rakyat sejak pasukan negeri Ukraina menyeberangi perbatasan pada Selasa lalu.
Serangan ini dianggap sebagai contoh strategi hit-and-run yang dimaksud efektif oleh Ukraina, mirip dengan serangan terhadap pasukan Rusia ke Kyiv pada awal perang. Namun, serangan ini diperkirakan akan mengakibatkan respons eskalatif dari Kremlin, dengan hasil akhir yang mana masih sangat tiada pasti.
Kementerian Defense Rusia menyatakan bahwa pasukan cadangan sudah pernah dikerahkan ke wilayah Kursk, salah satunya roket Grad, artileri, dan juga tank. Sebuah video yang tersebut dirilis oleh media militer resmi Rusia, Zvezda, menunjukkan konvoi truk yang tersebut mengakibatkan kendaraan lapis baja melintasi jalan raya.
Alexei Smirnov, penjabat gubernur wilayah Kursk, mengumumkan keadaan darurat federal lalu mengajukan permohonan warga untuk permanen tenang juga saling mendukung. Sekitar 3.000 warga sipil Rusia sudah dievakuasi dari area konflik.
Sementara itu, dalam Ukraina, 14 khalayak dilaporkan tewas kemudian 43 lainnya terluka akibat serangan misil Rusia yang mana menghantam sebuah supermarket dalam Kostiantynivka, sekitar 13 kilometer dari garis depan timur ke Donetsk. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan serangan yang dimaksud sebagai aksi teroris Rusia yang digunakan berusaha mencapai warga sipil.
Ukraina berhasil menembus perbatasan Kursk yang mana dijaga ringan pada Selasa pagi dengan banyak tentara, menurut informasi dari pihak Rusia. Tim negeri Ukraina terlibat pada manuver peperangan yang tersebut bergerak cepat, sebuah bentuk pertempuran yang digunakan jarang terlihat selama konflik ini, yang mana sebagian besar didominasi oleh parit-parit yang digunakan diperkuat serta ranjau berat, sehingga menghalangi terobosan besar.
Karena pertempuran yang dimaksud menggerakkan cepat lalu terbatasnya sumber informasi, sulit untuk menjamin pada mana garis depan berada di sektor ini. Sebuah video yang ditempatkan dalam media negeri Ukraina pada Hari Jumat menunjukkan tentara negara Ukraina di dalam sebuah infrastruktur pengukuran gas di dalam kota Sudzha, sekitar 10 kilometer dari perbatasan, yang dia klaim telah terjadi merek kuasai.
Klaim ini juga diperkuat oleh beberapa blogger militer Rusia yang semi-independen, yang mana berubah menjadi sumber utama informasi tentang serangan ini.
Para blogger Rusia melaporkan bahwa negeri Ukraina sudah pernah berpindah di dalam tiga jalan menuju timur laut, utara, serta barat laut kota, diantaranya di dalam mana jalur kereta api kemudian rute pasokan yang digunakan menuju kota Belgorod pada Rusia timur. Salah satu blogger, Rybar, menyatakan bahwa taktik tanah Ukraina adalah menggunakan kendaraan lapis baja untuk mendekati sikap Rusia dan juga mengikat sebagian pasukan Rusia sementara sisanya melintasi lalu memasuki pemukiman terdekat untuk melakukan penyergapan.
Hingga kini, pemimpin negeri Ukraina sebagian besar menjauhi komentar secara langsung tentang serangan ini, meskipun pada Kamis di malam hari Zelensky sempat menyinggung perkembangan tersebut. “Rusia menyebabkan konflik ke tanah kami serta harus merasakan apa yang telah terjadi merek lakukan,” katanya pada pidato malamnya. Namun, tujuan akhir negeri Ukraina di serangan ini masih belum jelas.
Hanna Shelest, pribadi peneliti senior pada Center for European Policy Analysis, menyatakan bahwa negeri Ukraina telah dilakukan berhasil merebut kembali beberapa inisiatif dengan serangan mendadak ini juga memberikan efek psikologis yang mana merusak kekuatan citra Vladimir Kepala Negara Rusia sebagai presiden kuat yang mana melindungi rakyatnya. Menurutnya, harapan militer negeri Ukraina mungkin saja adalah untuk memindahkan cadangan Rusia agar situasi negeri Ukraina dalam timur menjadi lebih tinggi mudah.
Namun, mantan atase pertahanan Inggris di Ibu Kota Rusia juga Kyiv, John Foreman, mengingatkan bahwa operasi di Kursk memiliki risiko strategis dikarenakan dapat mengalihkan sumber daya negeri Ukraina yang sudah ada terbatas dari garis depan yang mana panjang.
“Kami bukan tahu unit negeri Ukraina yang tersebut terlibat, kekuatan, logistik, atau dukungan tempur kemudian penerbangan mereka. Sejauh ini, pencapaian wilayah masih terbatas,” tambahnya.
Serangan pada di wilayah Rusia dianggap berisiko secara politis bagi Ukraina. Sekutu-sekutu Baratnya, teristimewa Amerika Serikat, telah dilakukan melarang penyelenggaraan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia yang diakui secara internasional dikarenakan takut akan eskalasi lebih lanjut lanjut.
Namun, pekan ini Gedung Putih tampak lebih banyak mendukung, yang dimaksud dianggap sebagai angin segar bagi para pemimpin Ukraina.
Next Article Kremlin Gonjang-ganjing, Kedudukan Pemimpin Rusia Terancam Pemberontakan Internal
Artikel ini disadur dari Ukraina Invasi Balik Rusia, Kremlin Umumkan Status Darurat