Rahasia Asal-muasal Jangka Jayabaya yang Mengandung Ramalan Masa Depan Nusantara

  • admin
  • Apr 13, 2024

Jakarta – Jayabaya, Raja Khedri atas ramalannya yang menakjubkan. Legenda mengatakan bahwa Kata Jayabaya, yang diyakini sebagai prasasti Raja Jayabaya, berisi ramalan tentang masa depan pulau-pulau tersebut. Namun keakuratan prediksi tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.

Daftar Ciri-ciri Satria Pinigit yang Diramalkan Jayabaya

Catatan sejarah tidak mencatat adanya karya tertulis yang dapat dikaitkan langsung dengan masa pemerintahan Jayabaya di Khedri. Namun pada masa pemerintahannya, hiduplah dua orang penyair terkenal, Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, yang karya-karyanya menjadi warisan besar dalam sejarah sastra Indonesia.

Meskipun beberapa kitab kuno seperti Kakawin Bharataiyuda, Kakawin Hariwangsa, dan Kakawin Ghatotkakasaraya telah ditemukan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Prabhu Jayabaya adalah penulis salah satu kitab tersebut.

Dalam kisah Bharataiuda karya Kakawin, kita dikisahkan tentang perang dahsyat antara faksi Korawa dan Pandawa yang dikenal dengan Perang Bharataiuda, sebuah konflik yang penuh tragedi besar.

Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkakasaraya menceritakan kisah Prabu Kresna titisan Bhatara Wisnu yang berniat mempersunting putri Prabu Bismaka, Devi Rukmini, yang dianggap wujud Devi Sri.

Menurut berbagai sumber dan ahli sejarah, ramalan Jayabaya diyakini berasal dari satu sumber, yaitu kitab Asrar Musarar pada Sunan Giri Perapan atau Sunan Giri III pada tahun 1540 Saka yaitu tahun 1028 Hijriah atau tahun 1618 Masehi. adalah sama dengan
Buku ini selesai lima tahun setelah buku Pararaton yang menceritakan kisah Majapahit dan Singasari ditulis pada tahun 1535 Saka atau 1613 M di Pulau Bali. Oleh karena itu, pembuatan air mancur ini dimulai pada masa pemerintahan Sultan Agung Mataram, yakni pada tahun 1613 hingga 1645 Masehi.
Sedangkan kitab Panjang Jayabaya yang pertama kali ditulis dan dianggap asli adalah karya Pangeran Vigil I dari Kadilangu atau dikenal dengan Pangaran Kadilangu II. Konon beliau menciptakan kitab ini antara tahun 1666 – 1668 Jawa atau tahun 1741 – 1743 Masehi.
Penyair ini adalah seorang pangeran kemerdekaan dan kedaulatan di Kadilangu dekat Demaq.
Sebagai keturunan Sunan Kalijaga, wajar jika ia mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai sejarah keluarganya, terutama peristiwa-peristiwa penting seperti masuk Islamnya Brawijaya terakhir, Sunan Kalijaga Brawijaya Keempat dan para pembimbingnya, Sada Pallon. dan Nayagengong.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *